Cara Mengetahui Beras Plastik dan Bahayanya

Heboh beras plastik. Ciri-ciri Beras Palsu dari Plastik. Masyarakat Indonesia nampaknya kini dan masa-masa mendatang harus lebih berhati-hati saat membeli beras. Pasalnya, kini ada fenomena beras plastik yang beredar di pasar. Namun, ada cara mudah untuk mendeteki keaslian beras.

Cara mengujinya sederhana. Bakar sampel beras tersebut, lihat hasilnya apakah meleleh atau tidak. Jika meleleh itu berarti beras palsu," kata Menteri Perdagangan, Rahmat Gobel.

Berhubung lagi malas editing, saya sajikan saja kutipan berita dari berbagai media online, jpnn dan rol, silakan dicerna ;

Ciri-ciri dari beras plastik atau beras sintetis.



1. Ukuran lebih panjang. Beras plastik memiliki ukuran lebih panjang dari beras murni. Beras sintetis yang berbahaya, memiliki ciri-ciri beras agak panjang seperti jenis sentra Ramos, Namun, pada bagian ujungnya tumpul tidak seperti beras asli yang berujung dan agak tajam.

2. Lebih bening. butiran beras plastik lebih bening. Ini beda dengan beras murni dimana ada putih di tengahnya. Informasinya beras asal Cina itu butirannya lebih bening dan tidak berserat.

3. Mengapung di air. cara sederhana dalam menguji apakah beras plastik atau bukan.

Petugas membawa alat tester sederhana berupa gelas berisi air untuk memastikan apakah beras yang diinspeksi mengandung unsur plastik atau tidak. Jika berasnya mengapung, kemungkinan besar mengandung bahan plastik. Jika tenggelam dipastikan tidak mengandung plastik.

4. Aromanya hambar. beras tersebut nampak kurang layak karena basah dan menggumpal layaknya nasi belum matang meski telah melalui proses pemasakan yang benar. Beras ini berbentuk utuh dan bening. Aromanya hambar, Jika dimasukkan ke dalam air, berasnya mengambang.’’

Dari pengamatan saya beras ini tidak lazim. Berasnya tidak memiliki bulir, biasanya bubur kalau sudah dingin bentuknya mengental dan menyatu, tapi kalau ini seperti belum matang.

Selain bubur, Dewi juga sempat menanak beras itu untuk dijadikan nasi uduk, namun beras tersebut mengeluarkan banyak air dan basah. "Kalau beras biasa meresap air, tapi ini malah mengeluarkan air. Saat dimakan rasanya aneh," katanya.

Menurutnya, bubur yang telah dimasak selama lebih dari satu jam itu tidak menghasilkan bubur halus. "Butirannya justru membesar tapi tidak halus. Biasanya bubur buatan saya halus dan lembut. Ini rasanya aneh di lidah dan sangat lengket," katanya.

Pihak Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) memberikan tiga cara yang perlu dilakukan masyarakat ketika membeli beras.

1.  pegang dan rasakan berasnya, apakah agak kasar atau licin. Kalau licin, dapat dipastikan beras tersebut terbuat dari bahan sintetis.

2. lihat dengan saksama berasnya, apakah beras itu putihnya bening atau sedikit keruh. Jika berasnya berwarna putih keruh, maka merupakan beras asli yang berasal dari gabah.

3. perhatikan tumpukan butir beras tersebut. Jika semua beras itu utuh tanpa ada patah-patah, maka itu beras palsu atau sudah diproses.

Karena mengandung resin sintetis, beras plastik tetap keras meski sudah ditanak. Efek yang ditimbulkan dari memakan ‘beras plastik’ pun tidak bisa dianggap remeh.

‘’Beberapa zat, seperti resin sintetis, memang tidak diperuntukan untuk makanan,’’ kata ahli gizi Institut Jantung Nasional Malaysia, Mary Easaw-John, seperti dikutip Straitstimes.

Karena itu, kata Mary Easaw-John, memakannya akan menyebabkan kerusakan pada sistem pencernaan. Meski efeknya dalam jangka waktu panjang, memakan ‘beras plastik’ yang mengandung ‘resin sintetis’ itu dapat menimbulkan efek negatif.

‘’Mengonsumsi ‘beras plastik’ akan mengakibatkan kerusakan serius pada sistem pencernaan dan dapat menyebabkan kematian,’’ sebut laporan Straitstimes. ‘’Lagi pula, memakannya sama saja memakan plastik.’’

Jika sobat sampai memakan nasi dari beras plastik sebanyak 2 piring itu artinya anda sudah memakan 1 kantong plastik... bisa-bisa dokter operasi plastik tidak laku lagi... just kidding. waspadalah

Baca Juga ; Cara Menanak Nasi Padang yang Benar dan Pas dimulut

0 Response to "Cara Mengetahui Beras Plastik dan Bahayanya"

Post a Comment