Penggunaan uang elektronik atau virtual money banyak digunakan untuk transaksi pembelian online dan deposit dana pada broker forex agar bisa melakukan transaksi trading forex maupun trading emas online. Melalui ponsel, uang virtual bekerjasama dengan operator seluler untuk transaksi domestik
Mari bertransaksi dengan menggunakan dompet virtual. Katakanlah Anda sedang berbelanja di sebuah supermarket. Uang ternyata tak ada di dompet, sedangkan kartu kredit dan kartu debit tertinggal di rumah. Yang ada hanya telepon seluler pintar di tangan. Apa yang harus dilakukan untuk membayar?
Untung, Anda segera teringat ponsel di genggaman itu telah terpasang layanan mobile money. Apalagi ponsel itu sudah dilengkapi dengan fitur near field communication (NFC), yang bisa digunakan untuk bertukar file melalui jaringan nirkabel. Tinggal mendekatkan punggung ponsel dengan alat pembayaran di kasir, transaksi pun selesai dalam beberapa detik. Tak ada fitur NFC? Bukalah aplikasi layanan mobile money, kemudian cari merchant yang dimaksud. Tinggal tap dan masukkan nilai belanjaan Anda, urusan bayar-membayar pun beres.
Transaksi dengan uang virtual atau dompet virtual itu kini tengah gencar dipromosikan oleh perusahaan perangkat bergerak dan telekomunikasi di Indonesia. Operator seluler besar, seperti Indosat, Xl Axiata, dan Telkomsel, merambah bisnis ini. Perusahaan nonbank dan nontelekomunikasi yang telah mendapat izin dari Bank Indonesia pun ikut terjun di bisnis ini.
Pemain internasional jelas lebih dulu siap menyedot pasar yang menggiurkan ini. Apple, misalnya, meluncurkan Apple Pay yang bekerja sama dengan perusahaan kartu kredit. BlackBerry juga punya BBM Money. Indonesia, yang menjadi salah satu negara dengan pengguna BlackBerry terbanyak, bakal menjadi pasar empuk.
Di kancah lokal, PT Indosat, misalnya, menghadirkan dompet atau uang virtual yang diberi nama Dompetku. Layanan ini memungkinkan pelanggan melakukan transaksi di merchant, pembayaran tagihan, pengisian pulsa, pembelian tiket, serta pengiriman uang melalui ponsel. Sebagian fitur layanan ini memang ada di mobile banking yang sudah banyak digunakan nasabah. Tapi layanan mobile money bergerak lebih jauh.
Dompetku, misalnya, bekerja sama dengan 15 merchant, antara lain Alfamart, Indomaret, dan 7Eleven. Kemitraannya juga dilakukan dengan toko online, antara lain, PadiTrain, Orange TV, dan Cipika Store. Mereka membaginya dalam dua layanan, yakni reguler dan premium. Batas saldo pengguna reguler adalah Rp 1 juta, sedangkan premium Rp 5 juta.
“Masih ada kesalahpahaman yang menganggap e-money adalah pulsa untuk membeli barang. Padahal, untuk menggunakannya, pengguna harus mengisi saldo terlebih dulu,” kata Mobile Financial Services Manager Indosat, Calindra da Cunha, atau akrab disapa Rio.
Menurut Rio, faktor kebiasaanlah yang mempengaruhi keyakinan masyarakat dalam menggunakan layanan tersebut. Karena itu, Indosat getol melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai uang virtual, terutama di 20 kota di Jawa yang menjadi fokus Dompetku dan di beberapa kota besar di luar Jawa. “Selama ada sinyal Indosat, Dompetku tetap bisa digunakan,” ucapnya.
Di luar negeri, Dompetku dapat digunakan sebagai remitensi. Negara yang sudah dijangkau adalah Malaysia, Arab Saudi, Hong Kong, dan sejumlah negara di Eropa.
Operator seluler lain yang juga menghadirkan uang virtual adalah XL Axiata lewat XL Tunai dan Telkomsel melalui TCASH. Keduanya memiliki layanan serupa, yang terdiri atas transaksi dan pengiriman uang.
Adapun produsen global seperti BlackBerry sudah menghadirkan uang virtual sejak Maret 2013. Layanan ini memungkinkan pengguna membeli barang di toko retail dan toko online. Selama ini, BBM Money dikenal sebagai aplikasi untuk mentransfer uang.
Untuk mendukung penggunaan BBM Money, BlackBerry meluncurkan BBM Channels sebagai perantara merek dan toko retail guna berinteraksi dengan konsumen. Pada masa mendatang, BlackBerry bakal menyederhanakan fungsi belanja dan metode pembayaran menjadi satu aplikasi. “Kami masih melihat tanggapan terhadap BBM Money terlebih dulu,” kata Senior Vice President of Emerging Solutions BlackBerry, Mathhew Talbot, di Jakarta, akhir September lalu.
BBM Money juga akan hadir secara lintas platform pada 2015. Layanan tersebut dijadwalkan meluncur pada akhir tahun ini untuk platform Android. Sedangkan untuk perangkat iOS dapat digunakan mulai awal 2015. “Ini menyesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang belum semuanya akrab dengan kartu kredit,” ujar Talbot.
BBM Money juga dapat digunakan untuk mentransfer pulsa lewat layanan TransferTo. TransferTo dapat digunakan oleh 350 operator seluler di 100 negara. Di Indonesia, BlackBerry menggandeng mitra Bank Permata.
BlackBerry optimistis layanan tersebut bakal berkembang di Tanah Air meski saat ini pangsa pasarnya tengah merosot. Lembaga riset International Data Corporation menyebutkan, pada 2011, pangsa pasar BlackBerry di Indonesia mencapai 43 persen. Angka tersebut merosot menjadi 13 persen pada 2013. Sedangkan tahun ini pangsa pasarnya diperkirakan tak sampai 10 persen.
Perusahaan asal Swedia yang selama ini dikenal sebagai penyedia jaringan telekomunikasi, Ericsson, melakukan penelitian terhadap tren financial mobile di Asia. Data Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyebutkan bahwa 52 persen populasi masyarakat Indonesia berada di area urban rupanya menarik perhatian Ericsson.
Anggota keluarga yang berpindah kota untuk belajar atau bekerja memiliki ketergantungan dalam hal finansial. “Ada permintaan yang tinggi akan layanan pengiriman uang yang cepat,” tulis Ericsson melalui blog resminya, akhir September lalu.
Layanan yang dibutuhkan pun tak hanya cepat, tapi juga harus ditunjang oleh keamanan. Masyarakat Indonesia dihadapkan pada pertanyaan: apakah penyedia mampu menghadirkan keamanan atau tidak. Laporan Ericsson Consumer Lab M-Commerce di Asia menyebutkan, kartu kredit dan rekening bank sudah menjadi hal yang umum di wilayah ini. Di Indonesia, pengguna kartu kredit memilih layanan tersebut lantaran merasa lebih aman dan sederhana saat membeli barang di toko.
Mereka pun mengadakan survei mengenai kesiapan masyarakat terhadap layanan financial mobile. Sebanyak 57 persen masyarakat menyatakan tertarik menggunakannya dalam membayar tagihan fasilitas. Sedangkan 28 persen tertarik untuk membeli makanan. Lalu 42 persen mengatakan tertarik berbelanja menggunakan ponsel pintar.
Ericsson menyimpulkan, Indonesia sangat fleksibel dari segi pengembangan alat pembayaran. Hal tersebut memberikan banyak opsi bagi masyarakat dalam memilih metode pembayaran sesuai dengan kebutuhan. (tempo)
Untung, Anda segera teringat ponsel di genggaman itu telah terpasang layanan mobile money. Apalagi ponsel itu sudah dilengkapi dengan fitur near field communication (NFC), yang bisa digunakan untuk bertukar file melalui jaringan nirkabel. Tinggal mendekatkan punggung ponsel dengan alat pembayaran di kasir, transaksi pun selesai dalam beberapa detik. Tak ada fitur NFC? Bukalah aplikasi layanan mobile money, kemudian cari merchant yang dimaksud. Tinggal tap dan masukkan nilai belanjaan Anda, urusan bayar-membayar pun beres.
Transaksi dengan uang virtual atau dompet virtual itu kini tengah gencar dipromosikan oleh perusahaan perangkat bergerak dan telekomunikasi di Indonesia. Operator seluler besar, seperti Indosat, Xl Axiata, dan Telkomsel, merambah bisnis ini. Perusahaan nonbank dan nontelekomunikasi yang telah mendapat izin dari Bank Indonesia pun ikut terjun di bisnis ini.
Pemain internasional jelas lebih dulu siap menyedot pasar yang menggiurkan ini. Apple, misalnya, meluncurkan Apple Pay yang bekerja sama dengan perusahaan kartu kredit. BlackBerry juga punya BBM Money. Indonesia, yang menjadi salah satu negara dengan pengguna BlackBerry terbanyak, bakal menjadi pasar empuk.
Di kancah lokal, PT Indosat, misalnya, menghadirkan dompet atau uang virtual yang diberi nama Dompetku. Layanan ini memungkinkan pelanggan melakukan transaksi di merchant, pembayaran tagihan, pengisian pulsa, pembelian tiket, serta pengiriman uang melalui ponsel. Sebagian fitur layanan ini memang ada di mobile banking yang sudah banyak digunakan nasabah. Tapi layanan mobile money bergerak lebih jauh.
Dompetku, misalnya, bekerja sama dengan 15 merchant, antara lain Alfamart, Indomaret, dan 7Eleven. Kemitraannya juga dilakukan dengan toko online, antara lain, PadiTrain, Orange TV, dan Cipika Store. Mereka membaginya dalam dua layanan, yakni reguler dan premium. Batas saldo pengguna reguler adalah Rp 1 juta, sedangkan premium Rp 5 juta.
“Masih ada kesalahpahaman yang menganggap e-money adalah pulsa untuk membeli barang. Padahal, untuk menggunakannya, pengguna harus mengisi saldo terlebih dulu,” kata Mobile Financial Services Manager Indosat, Calindra da Cunha, atau akrab disapa Rio.
Menurut Rio, faktor kebiasaanlah yang mempengaruhi keyakinan masyarakat dalam menggunakan layanan tersebut. Karena itu, Indosat getol melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai uang virtual, terutama di 20 kota di Jawa yang menjadi fokus Dompetku dan di beberapa kota besar di luar Jawa. “Selama ada sinyal Indosat, Dompetku tetap bisa digunakan,” ucapnya.
Di luar negeri, Dompetku dapat digunakan sebagai remitensi. Negara yang sudah dijangkau adalah Malaysia, Arab Saudi, Hong Kong, dan sejumlah negara di Eropa.
Operator seluler lain yang juga menghadirkan uang virtual adalah XL Axiata lewat XL Tunai dan Telkomsel melalui TCASH. Keduanya memiliki layanan serupa, yang terdiri atas transaksi dan pengiriman uang.
Adapun produsen global seperti BlackBerry sudah menghadirkan uang virtual sejak Maret 2013. Layanan ini memungkinkan pengguna membeli barang di toko retail dan toko online. Selama ini, BBM Money dikenal sebagai aplikasi untuk mentransfer uang.
Untuk mendukung penggunaan BBM Money, BlackBerry meluncurkan BBM Channels sebagai perantara merek dan toko retail guna berinteraksi dengan konsumen. Pada masa mendatang, BlackBerry bakal menyederhanakan fungsi belanja dan metode pembayaran menjadi satu aplikasi. “Kami masih melihat tanggapan terhadap BBM Money terlebih dulu,” kata Senior Vice President of Emerging Solutions BlackBerry, Mathhew Talbot, di Jakarta, akhir September lalu.
BBM Money juga akan hadir secara lintas platform pada 2015. Layanan tersebut dijadwalkan meluncur pada akhir tahun ini untuk platform Android. Sedangkan untuk perangkat iOS dapat digunakan mulai awal 2015. “Ini menyesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang belum semuanya akrab dengan kartu kredit,” ujar Talbot.
BBM Money juga dapat digunakan untuk mentransfer pulsa lewat layanan TransferTo. TransferTo dapat digunakan oleh 350 operator seluler di 100 negara. Di Indonesia, BlackBerry menggandeng mitra Bank Permata.
BlackBerry optimistis layanan tersebut bakal berkembang di Tanah Air meski saat ini pangsa pasarnya tengah merosot. Lembaga riset International Data Corporation menyebutkan, pada 2011, pangsa pasar BlackBerry di Indonesia mencapai 43 persen. Angka tersebut merosot menjadi 13 persen pada 2013. Sedangkan tahun ini pangsa pasarnya diperkirakan tak sampai 10 persen.
Perusahaan asal Swedia yang selama ini dikenal sebagai penyedia jaringan telekomunikasi, Ericsson, melakukan penelitian terhadap tren financial mobile di Asia. Data Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyebutkan bahwa 52 persen populasi masyarakat Indonesia berada di area urban rupanya menarik perhatian Ericsson.
Anggota keluarga yang berpindah kota untuk belajar atau bekerja memiliki ketergantungan dalam hal finansial. “Ada permintaan yang tinggi akan layanan pengiriman uang yang cepat,” tulis Ericsson melalui blog resminya, akhir September lalu.
Layanan yang dibutuhkan pun tak hanya cepat, tapi juga harus ditunjang oleh keamanan. Masyarakat Indonesia dihadapkan pada pertanyaan: apakah penyedia mampu menghadirkan keamanan atau tidak. Laporan Ericsson Consumer Lab M-Commerce di Asia menyebutkan, kartu kredit dan rekening bank sudah menjadi hal yang umum di wilayah ini. Di Indonesia, pengguna kartu kredit memilih layanan tersebut lantaran merasa lebih aman dan sederhana saat membeli barang di toko.
Mereka pun mengadakan survei mengenai kesiapan masyarakat terhadap layanan financial mobile. Sebanyak 57 persen masyarakat menyatakan tertarik menggunakannya dalam membayar tagihan fasilitas. Sedangkan 28 persen tertarik untuk membeli makanan. Lalu 42 persen mengatakan tertarik berbelanja menggunakan ponsel pintar.
Ericsson menyimpulkan, Indonesia sangat fleksibel dari segi pengembangan alat pembayaran. Hal tersebut memberikan banyak opsi bagi masyarakat dalam memilih metode pembayaran sesuai dengan kebutuhan. (tempo)
0 Response to "Cara Transaksi Belanja Dengan Dompet Virtual"
Post a Comment