Indonesia selalu menjadi pasar bagi kampanye global, apapun jenisnya karena pemerintah dan rakyatnya yang gampang percaya dengan hal-hal yang dihembuskan oleh pihak barat.
Pasalnya, kini ada temuan bahwa tembakau diyakini bisa cegah virus mematikan ini. Dia menjelaskan bahwa tembakau itu memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Di antaranya bisa dipakai mengobati sakit perut dengan memasukkan asapnya lewat dubur, selain itu bisa dibuat vaksin untuk mencegah virus ebola itu.
"Khusus virus ebola di dalam tanaman tembakau itu ada tobacco mozaic virus. Itu bisa disisipi gen antibodi untuk anti-ebola. Jadi, tanaman tembakau itu bisa memproduksi vaksin anti-ebola. Itu memang mengagetkan banyak orang," jelasnya.
Tapi, lanjut dia, bagi orang yang tahu manfaat tembakau tidak merasa kaget lagi. Sebab, tembakau memang memiliki banyak manfaat. Makanya, dia sangat menyayangkan bila tobacco day diartikan sebagai hari antitembakau.
Sebab, yang benar menurut dia, hari tanpa merokok. Itu mengingat, tembakau bisa memberikan banyak manfaat untuk kesehatan. Sejarah mencatat, tembakau diketahui bermanfaat bagi kesehatan sejak abad 15.
Sutiman pun mengingatkan semua pihak, terutama pemerintah, tidak mudah termakan kampanye global yang bisa memusnahkan kekayaan hayati tembakau di Indonesia. Alasannya, Indonesia memiliki banyak varietas tembakau dan tidak ada di belahan dunia lain, seperti tembakau Madura, Jember, dan Temanggung.
"Nah, itu yang mestinya dipelajari, biar tidak rugi dalam jangka panjang sebagaimana yang sudah kita alami pada minyak kelapa. Jadi, kampanye terkait tembakau jangan ngawur, harus mencerdaskan. Sebab, tembakau itu manfaatnya banyak," katanya.
Karena itu, Sutiman siap membuat vaksin antivirus ebola itu bila memang Universitas Brawijaya dipercaya. "Sebab, membuat vaksin itu mudah, tapi bagaimana mengembangkan dan memasarkannya itu tidak gampang. Permasalahannya kompleks, karena berkaitan dengan masalah bisnis secara global," tandasnya.
Sutiman mencium aroma bisnis di balik kehebohan virus ebola itu. Menurut dia, setiap ada isu kesehatan dipastikan muncul vaksin baru. Dia contohkan vaksin meningitis yang diwajibkan bagi jamaah haji dan orang yang hendak menunaikan umrah. Seperti halnya vaksin meningitis, dalam kasus virus ebola Indonesia juga bakal hanya menjadi pasar besar bagi industri farmasi global. (antara)
Sutiman pun mengingatkan semua pihak, terutama pemerintah, tidak mudah termakan kampanye global yang bisa memusnahkan kekayaan hayati tembakau di Indonesia. Alasannya, Indonesia memiliki banyak varietas tembakau dan tidak ada di belahan dunia lain, seperti tembakau Madura, Jember, dan Temanggung.
"Nah, itu yang mestinya dipelajari, biar tidak rugi dalam jangka panjang sebagaimana yang sudah kita alami pada minyak kelapa. Jadi, kampanye terkait tembakau jangan ngawur, harus mencerdaskan. Sebab, tembakau itu manfaatnya banyak," katanya.
Karena itu, Sutiman siap membuat vaksin antivirus ebola itu bila memang Universitas Brawijaya dipercaya. "Sebab, membuat vaksin itu mudah, tapi bagaimana mengembangkan dan memasarkannya itu tidak gampang. Permasalahannya kompleks, karena berkaitan dengan masalah bisnis secara global," tandasnya.
Sutiman mencium aroma bisnis di balik kehebohan virus ebola itu. Menurut dia, setiap ada isu kesehatan dipastikan muncul vaksin baru. Dia contohkan vaksin meningitis yang diwajibkan bagi jamaah haji dan orang yang hendak menunaikan umrah. Seperti halnya vaksin meningitis, dalam kasus virus ebola Indonesia juga bakal hanya menjadi pasar besar bagi industri farmasi global. (antara)
0 Response to "Obat Ampuh Virus Ebola adalah Tembakau ?"
Post a Comment