BBM naik tinggi susu tak terbeli, orang pintar tarik subsidi anak kami kurang gizi. Demikian cuplikan lirik lagu Galang Rambu anarki Iwan Fals. Akhirnya pemerintah yang baru berumur hanya 28 hari telah mengambil kebijakan yang katanya untuk pembangunan infrastruktur dengan menaikkan harga BBM yang semula telah naik jadi Rp. 6500 perliter menjadi Rp.8500 perliter.
Alasan lainnya, selama ini yang menikmati subsidi BBM adalah orang mampu atau sebagian kecil dari rakyat jelata sehingga tidak tepat sasaran, tapi sepertinya pemerintah sengaja menutup mata jika BBM naik yang pertama kali merasakan efeknya adalah rakyat jelata, karena sebelum BBM benar-benar naik harga-harga sudah berlomba untuk naik, sehingga daya beli masyarakat semakin turun dan akan menyebabkan tingginya angka inflasi.
Inilah rakyat Indonesia yang tidak mau berfikir maju dan lebih suka dibuai janji kampanye, dengan slogan pro wong cilik, maka berbondong-bondong rakyat jelata memilihnya mereka lupa bahwa untuk bisa berubah hal pertama yang harus dipikirkan adalah rasa optimis, seperti yang sering dibilang oleh mario teguh dalam acara Golden Ways
Sekarang mungkin mereka yang terlanjur memilih telah mulai berfikir meski sedikit terlambat, Ternyata presidennya wong cilik berarti mereka akan terus menjadi wong cilik dan mederita karena secara tidak langsung telah dikondisikan untuk tetap menjadi wong cilik dengan kenaikan harga-harga yang menjadi hajat hidup orang banyak.
Sudahlah, terlalu banyak menulis nanti saya bisa di "tukang sate"kan oleh mereka yang berkuasa. Sekarang kita kembali pada pembahasan fenomena antrian kendaraan di SPBU menjelang kenaikan harga BBM apa untungnya ?
Seperti biasa, sudah menjadi kebiasaan sebagian rakyat indonesia mulai dari pemilik roda empat, roda dua dan jerigen untuk mengantri di spbu menjelang pengumuman kenaikan harga bbm. mereka rela menunggu berjam-jam dan berlomba untuk mendapatkan dan menikmati harga termurah BBM sebelum naik.
Sebenarnya tindakan ini adalah sebuah kekeliruan besar, budaya antri jelang kenaikan harga. Coba dipikir dengan logika, apakah setelah pukul 00.00 malam hari mereka tidak akan membeli BBM lagi? lain kata jika setelah BBM naik mereka tidak membutuhkan BBM lagi tidak mengapa mengantri berjam-jam.
Itulah budaya masyarakat indonesia yang mudah terpengaruh tanpa mau berfikir secara rasional dalam menyikapi sesuatu, orang banyak kehilir merekapun berbondong-bondong, orang rame ke mudik mereka pun mengikutinya tanpa tau alasan pasti dari perbuatan tersebut.
Kalau harga apapun akan naik dan stoknya tersedia, maka alangkah bijaksananya sobat tetap menjalani hidup dengan normal, tidak perlu grasa grusu mengantri sampai berkilo-kilo meter dan berjam-jam. Coba tanya nurani masing-masing apa sih yang saya dapatkan dari aktivitas ini?
Jika sobat masih melakoni budaya antri sebelum pengumuman kenaikan harga BBM, segeralah berhenti dan nikmatilah malam seperti biasanya. Toh besok atau seminggu lagi tetap akan membeli BBM dengan harga yang telah naik itu kok.
#salamgigitjari :p
Alasan lainnya, selama ini yang menikmati subsidi BBM adalah orang mampu atau sebagian kecil dari rakyat jelata sehingga tidak tepat sasaran, tapi sepertinya pemerintah sengaja menutup mata jika BBM naik yang pertama kali merasakan efeknya adalah rakyat jelata, karena sebelum BBM benar-benar naik harga-harga sudah berlomba untuk naik, sehingga daya beli masyarakat semakin turun dan akan menyebabkan tingginya angka inflasi.
Inilah rakyat Indonesia yang tidak mau berfikir maju dan lebih suka dibuai janji kampanye, dengan slogan pro wong cilik, maka berbondong-bondong rakyat jelata memilihnya mereka lupa bahwa untuk bisa berubah hal pertama yang harus dipikirkan adalah rasa optimis, seperti yang sering dibilang oleh mario teguh dalam acara Golden Ways
Sekarang mungkin mereka yang terlanjur memilih telah mulai berfikir meski sedikit terlambat, Ternyata presidennya wong cilik berarti mereka akan terus menjadi wong cilik dan mederita karena secara tidak langsung telah dikondisikan untuk tetap menjadi wong cilik dengan kenaikan harga-harga yang menjadi hajat hidup orang banyak.
Sudahlah, terlalu banyak menulis nanti saya bisa di "tukang sate"kan oleh mereka yang berkuasa. Sekarang kita kembali pada pembahasan fenomena antrian kendaraan di SPBU menjelang kenaikan harga BBM apa untungnya ?
Seperti biasa, sudah menjadi kebiasaan sebagian rakyat indonesia mulai dari pemilik roda empat, roda dua dan jerigen untuk mengantri di spbu menjelang pengumuman kenaikan harga bbm. mereka rela menunggu berjam-jam dan berlomba untuk mendapatkan dan menikmati harga termurah BBM sebelum naik.
Sebenarnya tindakan ini adalah sebuah kekeliruan besar, budaya antri jelang kenaikan harga. Coba dipikir dengan logika, apakah setelah pukul 00.00 malam hari mereka tidak akan membeli BBM lagi? lain kata jika setelah BBM naik mereka tidak membutuhkan BBM lagi tidak mengapa mengantri berjam-jam.
Itulah budaya masyarakat indonesia yang mudah terpengaruh tanpa mau berfikir secara rasional dalam menyikapi sesuatu, orang banyak kehilir merekapun berbondong-bondong, orang rame ke mudik mereka pun mengikutinya tanpa tau alasan pasti dari perbuatan tersebut.
Kalau harga apapun akan naik dan stoknya tersedia, maka alangkah bijaksananya sobat tetap menjalani hidup dengan normal, tidak perlu grasa grusu mengantri sampai berkilo-kilo meter dan berjam-jam. Coba tanya nurani masing-masing apa sih yang saya dapatkan dari aktivitas ini?
Jika sobat masih melakoni budaya antri sebelum pengumuman kenaikan harga BBM, segeralah berhenti dan nikmatilah malam seperti biasanya. Toh besok atau seminggu lagi tetap akan membeli BBM dengan harga yang telah naik itu kok.
#salamgigitjari :p
0 Response to "Kenaikan BBM dan Antrian Kendaraan Apa Untungnya?"
Post a Comment